Minggu, 18 Maret 2018

Kesenian Khas Mojokerto


Halooo, lama tak jumpa... disini Nining mau berbagi lagi nih, tentang apa ya? sudah tau kan setelah liat judul.
Ini aku ambil dari berbagai sumber yang aku kolaborasiin, semoga bermanfaat yah... 


1. BANTENGAN
Bantengan merupakan kesenian khas Mojokerto. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa Indonesia mempunyai banyak perbedaan suku, ras, dan agama. kesenian ini muncul dari nenek moyang daerah Pacet Mojokerto, yang mewariskan budayanya secara turun - temurun ke anak cucu mereka sehingga kesenian ini masih terjaga keasliannya dan dapat lestari hingga di era modern ini. Kesenian ini dialuni dengan gamelan khas jawa sebagai unsur musik dari kesenian ini.
Sudah tergambar di kepala kita bahwa Bantengan pasti berkaitan dengan banteng, namun Bantengan disini bukan merupakan banteng asli, namun banteng yang diperankan oleh orang. Jika kita bicara tentang peran pasti berkaitan dengan drama, memang benar dalam kesenian ini kita menggunakan orang yang memakai kostum sehingga mirip dengan hewan. Namun, kesenian ini bukanlah seni drama yang memakai alur sehingga terdapat jalan cerita yang dimengerti oleh penontonnya melainkan memakai ritual pemanggilan roh halus sehingga dapat berperan dengan cara merasuki badan mediator yang nantinya bergerak sesuai kemauan roh halus.
Bicara tentang roh halus memang beberapa dari kita mendengarnya sedikit takut, karena identik dengan hantu, jin, maupun makhluk halus lainnya. Memang dalam kesenian ini kita menggunakan roh halus sehingga kesenian ini dapat terlaksana, jadi terdapat beberapa ritual pemanggilan yang dilakukan oleh pawang agar roh halus datang dan dapat masuk ke mediator. Untuk mediator juga bukan orang sembarangan, namun mediator merupakan anggota kesenian ini yang mana mempunyai kontrak dengan roh halus, sehingga nantinya roh halus tersebut bisa masuk ke tubuh orang yang tepat.
Cerita dimulai dari tari kembangan yang dilakukan salah seorang pendekar sebagai tanda dimulainya kesenian bantengan ini. Pendekar menampilkan beberapa jurus andalan dari perguruannya, jadi setiap perguruan mempunyai jurus andalannya masing - masing. Setelah melakukan tari kembangan, kesenian dilanjutkan dengan pencak silat yang mana terdiri dari beberapa bagian tegantung alat yang digunakan, yaitu pecut, clurit, obor, dan ada juga yang menggunakan tangan kosong. Terdapat pihak yang menang dan kalah, untuk yang menang adalah dia yang mampu bertahan sampai akhir tanpa kerasukan. Sebaliknya yang kalah adalah dia yang kerasukan roh halus lebih awal. Cerita mulai seru saat banyak mediator yang kerasukan, kemudian setelah banyak mediator yang kerasukan biasanya dilanjut dengan macanan, yang mana belum menggunakan banteng dalam pertunjukannya. Setelah sedikit lama, acara dilanjut dengan Bantengan yang mana merupakan inti acara. Setelah bantengan usai maka berakhirlah juga kesenian ini. Mediator akan disembuhkan oleh pawang dengan doa khusus. Sebenarnya Bantengan ini juga terdapat di daerah Batu, Malang ataupun daerah Jawa Timur lainnya. Namun, Bantengan khas Mojokerto berbeda dengan daerah Jawa Timur lain, dilihat dari serangkaian acara yang ditampilkan dan bentuk dari banteng maupun macannya.
2. HAUL
Haul Syech Jumadil Kubro adalah peringatan wafatnya Syech Jumadil Kubro yang dilaksanakan setiap tahun di areal situs Kompleks Makam Troloyo. Syeh Jumadil Kubro adalah penyebar agama Islam di tanah jawa pada masa Kerajaan Majapahit. Beliau adalah leluhur dan guru dari para Walisongo sesudahnya. Mengingat begitu besarnya jasa beliau bagi perkembangan agama Islam di tanah Jawa, khususnya Jawa Timur, maka banyak kalangan umat Islam yang berkeinginan mendoakannya pada hari wafatnya. Hal ini dikenal sebagai Haul. Dalam Haul Syech Jumadil Kubro, digelar serangkaian kegiatan keagamaan seperti Khotmil Qur-an, Istighotsah, Pembacaan Tahlil serta pagelaran Seni Hadrah yang diikuti oleh peziarah dari seluruh penjuru Jawa Timur.

3. WAYANG KULIT
Dalam kitab arjuna wiwaha diungkapkan bahwa kesenian wayang sudah berkembang dan digemari masyarakat sejak zaman airlangga raja kahuripan, yang menurut beberapa sumber sejarah ditengarai terletak di wilayah kabupaten mojokerto. dari sumber cerita jawa menerangkan bahwa kesenian wayang juga dikembangkan pada masa pemerintahan raja sri aji jayabaya di mamenang kediri sejak tahun 930. di kabupaten mojokerto kesenian wayang kulit dikembangkan oleh ki dalang ki asmoro dari bejijong trowulan dengan ciri khas daerah wayang versi trowulan. Dalang ki asmoro boleh dikatakan perintis dan sekaligus sebagai guru dari dalang-dalang di kabupaten mojokerto yang dikenal hingga saat ini.
Anom Sudarmaji tak seperti perajin wayang kulit kebanyakan. Selain bisa membuat tokoh pewayangan,  ia juga adalah seorang dalang tersohor di Mojokerto. Terlebih lagi, wayang yang ia buat berukuran ekstra besar alias jumbo. Hampir semua tokoh pewayangan dengan ukuran jumbo sudah ia buat, seperti tokoh Anoman, Berontoseno, Kolo Merco serta masih banyak tokoh pewayangan lainya. Membuat serta memainkan wayang kulit berukuran jumbo bukan tanpa alasan bagin Ki Anom. Kesenian khas Jawa itu memang telah ditinggalkan masyarakat, tergerus oleh banyaknya kesenian modern. Ia membuat wayang kulit ukuran jumbo agar menjadi lebih menarik dan berkesan sehingga banyak masyarakat menjadi suka untuk menonton wayang kulit. Ide membuat wayang kulit jumbo dimulai 15 tahun yang lalu, muncul saat ia menonton acara wayang kulit di televisi yang menampilkan Ki Enthus yang memainkan wayang kulit berukuran jumbo.
4. LUDRUK
Ludruk termasuk seni teater tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat Mojokerto. Untuk menarik para penggemar seni teater ludruk pada pegelarannya sudah mulai dikembangkan dan banyak kreasi baru. Penampilan yang lebih segar memberikan pesona tersendiri bagi penggemarnya. Kesenian ludruk terdapat di Kecamatan Kemlagi dan Jetis
5. KUDA LUMPING
Kesenian Kuda Lumping adalah gambaran dari sebuah refleksi proses kehidupan sosial masyarakat, dalam keberadaan dan perkembangannya di wilayah Kabupaten Mojokerto cukup positif.
6. Grebeg Suro
Tradisi Grebeg Suro Majapahit adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Suro kalender Saka. Tradisi ini di pelopori oleh Yayasan Among Tani. Rangkaian kegiatannya antara lain : Ziarah ke makam leluhur dan pahlawan, pentas kesenian dan makanan rakyat, grebeg suro (arak-arakan dengan kostum era kejayaan Majapahit dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Tradisi Grebeg Suro secara keseluruhan dimaksudkan sebagai bagian dari ruwat agung (permohonan keselamatan dan kesejahteraan) bagi bumi nusantara.

7. Ujung
Kesenian Ujung tumbuh menjadi kesenian rakyat sebagai visualisasi perjuangan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, pada saat mengalahkan bala tentara Tartar. Dalam atraksi kesenian ujung, dua orang petarung atau lebih melakukan aksi saling cambuk satu sama lain menggunakan rotan. Pertarungan dilakukan secara sportif dan dalam suasana bersahabat meski terkadang sampai bercucuran darah. Rotan adalah simbol senjata "Sodo Lanang" yang digunakan Raden Wijaya dalam pertempuran melawan bala tentara Tar-tar.

8. Tari Mayang Rontek
Tari Mayang Rontek merupakan salah satu tarian khas yang dimiliki Kabupaten Mojokerto. Tari Mayang Rontek dijadikan sebagai tari pembuka dalam adat prosesi Pengantin Mojoputri. Busana Tari Mayang Rontek dipengaruhi oleh masuknya budaya Islam ke Tanah Jawa. Hal ini dapat diketahui dari bentuk visual busana Tari Mayang Rontek yang tertutup.Tujuan penelitian ini adalah untuk melestarikan Tari Mayang Rontek agar tidak punah, sebagai acuan dan langkah-langkah pengembangan tentang kesenian di Kabupaten Mojokerto karena Tari Mayang Rontek merupakan tarian khas yang memiliki nuansa Kerajaan Majapahit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek Tari Mayang Rontek pada tahun 1995 dan 2016 di Kabupaten Mojokerto. Subjek dalam penelitian ini adalah pencipta Tari Mayang Rontek, pelatih Tari Mayang Rontek, penari dan pemusik Tari Mayang Rontek serta beberapa warga Kabupaten Mojokerto. Data penelitian diperoleh melalui observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Cara analisis data dengan tahap-tahap: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1) Bentuk pertunjukan Tari Mayang Rontek dalam Gelar Seni Budaya Daerah pada tahun 2016 sebagai Tari khas dari Mojokerto yang dahulu menjadi pelengkap manten Mojoputri, kini tampil dalam bentuk pagelaran. 2) Fungsi Tari Mayang Rontek: sebagai sarana hiburan, pertunjukan sarana pendidikan.


.
.
.
nah itu tadi ada 8 kesenian khas Mojokerto yang aku ambil dari berbagai sumber. semoga bisa membantu yah gaes...