Halooo, lama tak jumpa... disini Nining mau berbagi lagi nih, tentang apa ya? sudah tau kan setelah liat judul.
Ini aku ambil dari berbagai sumber yang aku kolaborasiin, semoga bermanfaat yah...
1. BANTENGAN
Bantengan merupakan kesenian khas Mojokerto. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa Indonesia mempunyai
banyak perbedaan suku, ras, dan agama. kesenian ini muncul dari nenek moyang
daerah Pacet Mojokerto, yang mewariskan budayanya secara turun - temurun ke
anak cucu mereka sehingga kesenian ini masih terjaga keasliannya dan dapat
lestari hingga di era modern ini. Kesenian ini dialuni dengan gamelan khas jawa
sebagai unsur musik dari kesenian ini.
Sudah tergambar di kepala kita bahwa
Bantengan pasti berkaitan dengan banteng, namun Bantengan disini bukan
merupakan banteng asli, namun banteng yang diperankan oleh orang. Jika kita
bicara tentang peran pasti berkaitan dengan drama, memang benar dalam kesenian
ini kita menggunakan orang yang memakai kostum sehingga mirip dengan hewan.
Namun, kesenian ini bukanlah seni drama yang memakai alur sehingga terdapat
jalan cerita yang dimengerti oleh penontonnya melainkan memakai ritual
pemanggilan roh halus sehingga dapat berperan dengan cara merasuki badan
mediator yang nantinya bergerak sesuai kemauan roh halus.
Bicara tentang roh halus memang beberapa dari
kita mendengarnya sedikit takut, karena identik dengan hantu, jin, maupun
makhluk halus lainnya. Memang dalam kesenian ini kita menggunakan roh halus
sehingga kesenian ini dapat terlaksana, jadi terdapat beberapa ritual
pemanggilan yang dilakukan oleh pawang agar roh halus datang dan dapat masuk ke
mediator. Untuk mediator juga bukan orang sembarangan, namun mediator merupakan
anggota kesenian ini yang mana mempunyai kontrak dengan roh halus, sehingga
nantinya roh halus tersebut bisa masuk ke tubuh orang yang tepat.
Cerita dimulai dari tari kembangan yang
dilakukan salah seorang pendekar sebagai tanda dimulainya kesenian bantengan
ini. Pendekar menampilkan beberapa jurus andalan dari perguruannya, jadi setiap
perguruan mempunyai jurus andalannya masing - masing. Setelah melakukan tari
kembangan, kesenian dilanjutkan dengan pencak silat yang mana terdiri dari
beberapa bagian tegantung alat yang digunakan, yaitu pecut, clurit, obor, dan
ada juga yang menggunakan tangan kosong. Terdapat pihak yang menang dan kalah,
untuk yang menang adalah dia yang mampu bertahan sampai akhir tanpa kerasukan.
Sebaliknya yang kalah adalah dia yang kerasukan roh halus lebih awal. Cerita
mulai seru saat banyak mediator yang kerasukan, kemudian setelah banyak
mediator yang kerasukan biasanya dilanjut dengan macanan, yang mana belum
menggunakan banteng dalam pertunjukannya. Setelah sedikit lama, acara dilanjut
dengan Bantengan yang mana merupakan inti acara. Setelah bantengan usai maka
berakhirlah juga kesenian ini. Mediator akan disembuhkan oleh pawang dengan doa
khusus. Sebenarnya Bantengan ini juga terdapat di daerah Batu,
Malang ataupun daerah Jawa Timur lainnya. Namun, Bantengan khas
Mojokerto berbeda dengan daerah Jawa Timur lain, dilihat dari serangkaian
acara yang ditampilkan dan bentuk dari banteng maupun macannya.
2. HAUL
Haul Syech Jumadil Kubro adalah peringatan wafatnya
Syech Jumadil Kubro yang dilaksanakan setiap tahun di areal situs Kompleks
Makam Troloyo. Syeh Jumadil Kubro adalah penyebar agama Islam di tanah jawa
pada masa Kerajaan Majapahit. Beliau adalah leluhur dan guru dari para
Walisongo sesudahnya. Mengingat begitu besarnya jasa beliau bagi
perkembangan agama Islam di tanah Jawa, khususnya Jawa Timur, maka banyak
kalangan umat Islam yang berkeinginan mendoakannya pada hari wafatnya. Hal ini
dikenal sebagai Haul. Dalam Haul Syech Jumadil Kubro, digelar serangkaian
kegiatan keagamaan seperti Khotmil Qur-an, Istighotsah, Pembacaan Tahlil serta
pagelaran Seni Hadrah yang diikuti oleh peziarah dari seluruh penjuru Jawa
Timur.
3. WAYANG KULIT
Dalam kitab arjuna wiwaha diungkapkan bahwa
kesenian wayang sudah berkembang dan digemari masyarakat sejak zaman airlangga
raja kahuripan, yang menurut beberapa sumber sejarah ditengarai terletak di
wilayah kabupaten mojokerto. dari sumber cerita jawa menerangkan bahwa kesenian
wayang juga dikembangkan pada masa pemerintahan raja sri aji jayabaya di
mamenang kediri sejak tahun 930. di kabupaten mojokerto kesenian wayang kulit
dikembangkan oleh ki dalang ki asmoro dari bejijong trowulan dengan ciri khas
daerah wayang versi trowulan. Dalang ki asmoro boleh dikatakan perintis dan
sekaligus sebagai guru dari dalang-dalang di kabupaten mojokerto yang dikenal
hingga saat ini.
Anom Sudarmaji tak
seperti perajin wayang kulit kebanyakan. Selain bisa membuat tokoh
pewayangan, ia juga adalah seorang dalang tersohor di Mojokerto. Terlebih
lagi, wayang yang ia buat berukuran ekstra besar alias jumbo. Hampir semua
tokoh pewayangan dengan ukuran jumbo sudah ia buat, seperti tokoh Anoman,
Berontoseno, Kolo Merco serta masih banyak tokoh pewayangan lainya. Membuat serta memainkan wayang kulit
berukuran jumbo bukan tanpa alasan bagin Ki Anom. Kesenian khas Jawa itu memang
telah ditinggalkan masyarakat, tergerus oleh banyaknya kesenian modern. Ia
membuat wayang kulit ukuran jumbo agar menjadi lebih menarik dan berkesan
sehingga banyak masyarakat menjadi suka untuk menonton wayang kulit. Ide
membuat wayang kulit jumbo dimulai 15 tahun yang lalu, muncul saat ia menonton
acara wayang kulit di televisi yang menampilkan Ki Enthus yang memainkan wayang
kulit berukuran jumbo.
4. LUDRUK
Ludruk termasuk seni teater tradisional yang
sangat digemari oleh masyarakat Mojokerto. Untuk menarik para penggemar seni
teater ludruk pada pegelarannya sudah mulai dikembangkan dan banyak kreasi
baru. Penampilan yang lebih segar memberikan pesona tersendiri bagi
penggemarnya. Kesenian ludruk terdapat di Kecamatan Kemlagi dan Jetis
5. KUDA LUMPING
Kesenian Kuda Lumping adalah gambaran dari
sebuah refleksi proses kehidupan sosial masyarakat, dalam keberadaan dan
perkembangannya di wilayah Kabupaten Mojokerto cukup positif.
6. Grebeg Suro
Tradisi Grebeg Suro Majapahit adalah tradisi tahunan
yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Suro kalender Saka. Tradisi ini di pelopori
oleh Yayasan Among Tani. Rangkaian kegiatannya antara lain : Ziarah ke makam
leluhur dan pahlawan, pentas kesenian dan makanan rakyat, grebeg suro
(arak-arakan dengan kostum era kejayaan Majapahit dan ditutup dengan pagelaran
wayang kulit semalam suntuk. Tradisi Grebeg Suro secara keseluruhan dimaksudkan
sebagai bagian dari ruwat agung (permohonan keselamatan dan kesejahteraan) bagi
bumi nusantara.
7. Ujung
Kesenian Ujung tumbuh menjadi kesenian rakyat sebagai
visualisasi perjuangan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, pada saat
mengalahkan bala tentara Tartar. Dalam atraksi kesenian ujung, dua orang
petarung atau lebih melakukan aksi saling cambuk satu sama lain menggunakan
rotan. Pertarungan dilakukan secara sportif dan dalam suasana bersahabat meski
terkadang sampai bercucuran darah. Rotan adalah simbol senjata "Sodo
Lanang" yang digunakan Raden Wijaya dalam pertempuran melawan bala tentara
Tar-tar.
8. Tari
Mayang Rontek
Tari Mayang Rontek merupakan salah satu tarian khas
yang dimiliki Kabupaten Mojokerto. Tari Mayang Rontek dijadikan sebagai tari
pembuka dalam adat prosesi Pengantin Mojoputri. Busana Tari Mayang Rontek
dipengaruhi oleh masuknya budaya Islam ke Tanah Jawa. Hal ini dapat diketahui
dari bentuk visual busana Tari Mayang Rontek yang tertutup.Tujuan penelitian
ini adalah untuk melestarikan Tari Mayang Rontek agar tidak punah, sebagai
acuan dan langkah-langkah pengembangan tentang kesenian di Kabupaten Mojokerto karena
Tari Mayang Rontek merupakan tarian khas yang memiliki nuansa Kerajaan
Majapahit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek Tari
Mayang Rontek pada tahun 1995 dan 2016 di Kabupaten Mojokerto. Subjek dalam
penelitian ini adalah pencipta Tari Mayang Rontek, pelatih Tari Mayang Rontek,
penari dan pemusik Tari Mayang Rontek serta beberapa warga Kabupaten Mojokerto.
Data penelitian diperoleh melalui observasi partisipasi, wawancara dan
dokumentasi. Cara analisis data dengan tahap-tahap: reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.Hasil
penelitian yang diperoleh adalah: 1) Bentuk pertunjukan Tari Mayang Rontek
dalam Gelar Seni Budaya Daerah pada tahun 2016 sebagai Tari khas dari Mojokerto
yang dahulu menjadi pelengkap manten Mojoputri, kini tampil dalam bentuk
pagelaran. 2) Fungsi Tari Mayang Rontek: sebagai sarana hiburan, pertunjukan
sarana pendidikan.
.
.
.
nah itu tadi ada 8 kesenian khas Mojokerto yang aku ambil dari berbagai sumber. semoga bisa membantu yah gaes...